Thawaf Pertamaku


Saya datang dengan mempersiapkan begitu banyak do’a. Mengingat satu per satu do’a – do’a titipn kawan-kawan saya di tanah air. Sholat di depan Maqom Ibrahim sebagai salah satu tempat mustajab untuk berdo’a adalah saat yang paling saya tunggu-tunggu usai menyelesaikan thawaf pertama saya. Saat itu pun tiba. Putaran ketujuh selesai, dan saya mencari tempat yang saya anggap paling nyaman untuk berdo’a selepas sholat sunnah thawaf dua rakaat.

Saya menatap Ka’bah yang begitu agung di hadapan saya. Saya kehilangan kata-kata. Tidak tahu mau mulai berdo’a dari mana. Seperti mimpi saya berada di tanah suci. Maka ketika itu.. tak satu pun do’a yang sudah saya ingat dalam kepala saya terucap. Namun, nikmat dalam lafaz tasbih, tahlil, tahmid, takbir, dan istighfar yang baru pertama kalinya terasa begitu syahdu dan menyentuh itu menggantikan segalanya. Yang saya rasakan ketika itu hanya, “ya.. inilah yang saya cari..”. Pada cara yang amat misterius Allah menghadirkan perasaan itu.. perasaan lengkap.. dan sepertinya saya tidak butuh apa-apa lagi. Saya hanya ingin menikmati kerinduan yang tidak pernah secara langsung saya sadari, namun kini terpenuhi. Tersadarlah saya bahwa fitrah manusia sebagai seorang hamba yang memiliki kebutuhan akan Tuhan-Nya bukanlah teori semata. Ada saat dimana kita perlu datang hanya dengan membawa sebuah kesederhanaan, sebuah keberserahan, keberpasrahan tanpa misi-misi dunia untuk dipintakan..

No comments:

Post a Comment