Tersesat di Jabal Rahmah


Terceritalah bahwa Jabal Rahmah ini adalah tempat bertemunya nenek moyang kita Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah berpisah selama dua ratus tahun. Diceritakan bahwa keduanya melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang, dan akhirnya di turunkan dari surge ke muka bumi secara terpisah. Setelah dua ratus tahun, dengan doa dan taubat yang tak ada putus-putusnya, Nabi Adam AS bertemu kembali dengan Siti Hawa di Jabal Rahmah ini. Kerajaan Saudi Arabia membangunkan sebuah tugu sebagai penanda di puncak Jabal Rahmah. Sebetulnya tidak ada yang meriwayatkan kalau tempat ini adalah tempat yang mustajab untuk berdoa ataupun ada tuntunan untuk berdoa di tempat ini. Namun bukankah berdo’a itu bisa dimana saja? Jadi berdo’a di tempat ini pun tidak ada salahnya.

Seperti biasanya, saya seperti menjadi bocah petualang yang terbiasa kemana-mana sendirian. Menyelinap keluar dari rombongan dan mengelilingi sekitar seorang diri. Dengan gamis saya mendaki Jabal Rahmah. Keren sekali rasanya.. hahaha.. Tapi tentu saja dengan tetap berdo’a agar tidak sampai tergelincir. Yepp.. saya sukses mendaki Jabal Rahmah sampai ke puncaknya. Tugu putih itu dikerubuti begitu banyak orang. Mereka menulisi tugu itu dengan.. hmm.. entahlah. Tapi katanya sih menulisi nama pasangan yang mereka inginkan. None of my business. Apa jadinya ya, kalau mereka sudah menuliskan nama si A di sana, tapi setiba di Negara asalnya justru malah jatuh cinta sama si B.. ahahahayy.. abaikan..Saya memperhatikan, alangkah beruntungnya mereka yang dengan yakin bisa menuliskan nama pasangan yang mereka inginkan. Sedangkan saya? Saya seperti punya masalah akut dengan membuka hati pada seorang pria. Saya ini gampang sekali suka sama orang sebetulnya, dengan tempo yang singkat bisa sangat menggilai mereka, dan dengan tempo yang sama singkatnya bisa patah hati dan lupa begitu saja. Tidak sehat. Anggaplah itu main-main. Jika datang yang sekiranya seperti akan serius, selalu saja saya tidak bisa menghindarkan diri dari perasaan antara expecting dan denying. Yaaa sebetulnya saya juga kepingin serius, tapi kadang saya sendiri yang membuatnya rumit. Saya selalu mencemaskan bagaimana keluarga saya nanti, saya ini tulang punggung keluarga, adik saya masih kuliah, nenek yang saya tanggungg suka sakit-sakitan, bagaimana jika hubungan yang saya bangun tidak sukses, bagaimana kalau nanti saya gagal, bagaimana kalau ternyata saya belum benar-benar siap.. aaargghh.. Saya bingung sendiri mau berdo’a apa di Jabal Rahmah. Saya cuma berdoa agar bisa dipertemukan dengan jodoh sekali seumur hidup saya pada tempat dan waktu yang tepat, memohon Allah menjaga hati saya dan mencintakannya pada ia saja yang memang menjadi jodoh sekali seumur hidup saya, memohon agar Allah mau berbaik hati membimbing saya membuka diri, semoga Allah berkenan mengabulkan do’a orang-orang ini, memberikan kelapangan hati pada mereka (juga saya) untuk bisa menerima kalau-kalau do’anya belum bisa dijabah atau digantikan dengan sesuatu yang lain..

*yang bingung mau do’a apa kok yaah panjang bener curhatnya.. :-P

Tidak terasa,, lumayan lama juga yah saya berdoa. Saya pun bersiap-siap untuk menuruni Jabal Rahmah kembali ke Bus. Tidak seru kalau melintasi jalan yang sama ketika mendaki tadi. Demikian saya berpikir. Saya memilih setapak yang tidak jauh dari tempat saya mendaki. Saya pun turun pelan-pelan. Sesampainya di bawah.. oooopsst.. dimana ya Bus saya parkir tadi? I was officially lost..

Saya pun terpaksa menelepon ustad yang membimbing rombongan dalam bis saya which is merupakan salah satu pantangan dalam bertualang.

“Ustaaadd….saya nyasaaar..” saya merengek

Singkat cerita. Saya pun memberi petunjuk tempat saya berdiri, dan pak ustad yang saya telepon tadi menghampiri tempat saya. Senangnyaaaa… ^_^ ternyata, sebetulnya saya turun tidak jauh dari tempat bus saya terparkir, hanya saja saya memutar ke arah yang salah.. yang malah makin menjauh memutari bukit.. Payahhh.. #toyorrr

No comments:

Post a Comment